PRINSIP-PRINSIP DASAR PENELITIAN SEJARAH



A.Langkah-langkah dalam Penelitian Sejarah
1.Menulis Kembali Peristiwa Masa Lampau
Peristiwa masa lampau meninggalkan jejak dan jejak peristiwa sejarah inimenjadi sumber penulisan sejarah. Dari sumber-sumber sejarah baik yangberupa sumber lisan, tertulis maupun benda, diteliti secara cermat, dibanding-kan, kemudian diinterpretasikan dan akhirnya disusun menjadi suatu kisahsejarah yang mudah dipahami dan menarik.Untuk dapat menulis kembali peristiwa masa lampau menjadi suatu tulisan yang mudah dipahami dan menarik, diperlukan suatu metode. Metode penelitiansejarah lazim disebut metode sejarah. Metode adalah cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan teknis. Metode berbeda dengan metodologi. Metodologi adalah"
science of methods 
", yaitu ilmu yang membicarakan petunjuk pelaksanaanteknik penelitian ilmu pengetahuan. Adapun yang dimaksud dengan penelitianadalah penyelidikan yang saksama dan teliti terhadap suatu masalah, baik untuk mendukung atau menolak suatu teori atau untuk mendapatkan kebenaran. Olehkarena itu, metode sejarah dalam pengertian umum adalah penyelidikan terhadapperistiwa masa lampau dengan menggunakan jalan pemecahan melalui metodesejarah. Menurut Gilbert J. Garraghan (1975 ) bahwa metode penelitian sejarahadalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesisdari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis. Senada dengan pengertian ini,Louis Gottschalk, (1975) mengatakan metode sejarah adalah suatu kegiatanmengumpulkan, menguji dan menganalisis data yang diperoleh dari pening-galan-peninggalan masa lampau kemudian direkonstruksikan berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah sejarah.Langkah-langkah metode sejarah adalah sebagai berikut.
a.Heuristik
Heuristik berasal dari kata Yunani
heurishein 
, artinya memperoleh.Menurut G.J. Reiner (1997), heuristik adalah suatu teknik, mencari danmengumpulkan sumber. Dengan demikian heuristik adalah kegiatanmencari dan mengumpulkan sumber. Dalam hubungan penelitian, penelitimengumpulkan sumber-sumber yang merupakan jejak sejarah atauperistiwa sejarah.Suatu prinsip di dalam heuristik adalah sejarawan harus mencari sumberprimer. Sumber primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang di-sampaikan oleh saksi mata. Hal ini dalam bentuk dokumen, misalnya catatan

sidang, catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan arsip laporan peme-rintah atau organisasi. Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primerialah wawancara langsung dengan pelaku peristiwa atau saksi mata. Adapunsumber koran, majalah, dan buku adalah sumber sekunder. Dengan demikianlangkah heuristik adalah mencari sumber primer, apabila tidak memungkin-kan baru sumber sekunder.Untuk penelitian dokumen
library research 
, yang dilakukan penelitimelakukan telaah dokumen dan membuat catatan. Apabila sumber lisan,teknik yang dilakukan adalah wawancara atau
interview 
. Wawancara langsungdengan saksi atau pelaku peristiwa dapat dianggap sebagai sumber primer,manakala sulit sekali didapat sumber tertulis. Namun wawancara juga bisamerupakan sumber sekunder, apabila fungsi wawancara itu sebagai bahanpenjelas atau pelengkap dari sumber tertulis.
b.Kritik Sumber (Verifikasi)
Setelah sumber sejarah terkumpul, maka langkah berikutnya ialahverifikasi atau lazim disebut juga dengan kritik sumber untuk memperolehkeabsahan sumber. Dalam hal ini yang harus diuji ialah keabsahan tentangkeaslian sumber (otentisitas) yang dilakukan melalui kritik ekstern dankeabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas) yang ditelusuri lewat kritik intern. Dengan demikian, kritik sumber ada dua, yakni kritik ekstern dankritik intern.1)Keaslian Sumber (Otentisitas)Peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti iamenyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumberitu merupakan dokumen tertulis, maka harus diteliti kertasnya, tintanya,gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya,dan hurufnya.2)Kesahihan Sumber (Kredibilitas)Pertanyaan pokok untuk menetapkan kredibilitas ialah "bukti-bukti yang terkandung dalam sumber". Sebagaimana telah dikemukakandalam uraian terdahulu, bahwa kesaksian dalam sejarah merupakanfaktor paling menentukan sahih dan tidaknya bukti atau fakta sejarahitu sendiri. Menurut Gilbert J. Garraghan (1957), kekeliruan saksi padaumumnya ditimbulkan oleh dua sebab utama : pertama, kekeliruandalam sumber informasi yang terjadi dalam usaha menjelaskan, meng-interpretasikan atau menarik kesimpulan dari suatu sumber. Setiapusaha untuk menentukan faktor yang sebenarnya juga dapat denganmudah mengakibatkan kekeliruan. Kedua, kekeliruan dalam sumberformal. Penyebabnya adalah kekeliruan yang disengaja terhadapkesaksian yang pada mulanya penuh kepercayaan; detail kesaksian tidak dapat dipercaya; dan para saksi terbukti tidak mampu menyampaikankesaksiannya secara sehat, cermat dan jujur. Atas semua penyebab
 
sidang, catatan rapat, daftar anggota organisasi, dan arsip laporan peme-rintah atau organisasi. Sedangkan dalam sumber lisan yang dianggap primerialah wawancara langsung dengan pelaku peristiwa atau saksi mata. Adapunsumber koran, majalah, dan buku adalah sumber sekunder. Dengan demikianlangkah heuristik adalah mencari sumber primer, apabila tidak memungkin-kan baru sumber sekunder.Untuk penelitian dokumen
library research 
, yang dilakukan penelitimelakukan telaah dokumen dan membuat catatan. Apabila sumber lisan,teknik yang dilakukan adalah wawancara atau
interview 
. Wawancara langsungdengan saksi atau pelaku peristiwa dapat dianggap sebagai sumber primer,manakala sulit sekali didapat sumber tertulis. Namun wawancara juga bisamerupakan sumber sekunder, apabila fungsi wawancara itu sebagai bahanpenjelas atau pelengkap dari sumber tertulis.
c.Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengananalisis sejarah. Analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlahfakta yang diperoleh dari sumber-sumber. Jadi interpretasi untuk mendapat-kan makna dan saling hubungan antara fakta yang satu dengan yang lainnya.Di dalam proses interpretasi sejarah, seorang peneliti harus berusahamencapai pengertian faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa.Data sejarah sering mengandung beberapa sebab yang dapat membantumencapai hasil. Akan tetapi, mungkin juga sebab yang sama dapatmengantarkan hasil yang berlawanan.
d.Historiografi
Langkah terakhir metode sejarah ialah historiografi, yakni merupakancara penulisan, pemaparan atau penulisan laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Penulisan hasil laporan hendaknya dapat memberikangambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari fase awal hingga akhir(penarikan kesimpulan).Penyajian penelitian secara garis besar dan sederhana terdiri atas tigabagian, yakni : (1) pendahuluan, (2) pembahasan ( hasil penelitian) dan (3)penutup. Setiap bagian biasanya dijabarkan dalam bab-bab atau subbab.Di samping itu pada bagian depan ada halaman judul, kata pengantar, dandaftar isi. Dalam hal ini bisa ditambahkan daftar tabel atau daftar gambar,sedangkan di bagian akhir ada daftar pustaka dan lampiran.Pendahuluan, antara lain meliputi : latar belakang masalah, rumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian.Pembahasan/hasil penelitian adalah penjabaran dari rumusan masalah,misalnya rumusan masalah tiga (a, b, dan c), maka pembahasannya juga a,b, dan c. Penutup, terdiri dari simpulan yang merupakan hasil dari analisisterhadap data dan fakta yang telah dihimpun atau merupakan jawabanterhadap rumusan yang telah dirumuskan. Kesimpulan dirumuskan secararingkas, jelas, dan tegas. Saran berkaitan dengan kesimpulan yangdinyatakan secara operasinal (jelas) kepada siapa ditujukan dan apa saran yang disampaikan.Menurut Kuntowijoyo (2000) sebelum keempat langkah itu sebenarnyaada satu kegiatan penting, yakni pemilihan topik/judul dan rencanapenelitian. Topik/judul penelitian memuat masalah atau objek yang harusdipecahkan melalui penelitian. Dalam sebuah judul penelitian sejarah,
biasanya terdiri dari : (1) masalah, objek atau topik penelitian; (2) subyek;(3) lokasi atau daerah; (4) tahun atau waktu terjadinya peristiwa; dan kadangdisebutkan pula (5) metode penelitian.Contoh karya Sartono Kartodirdjo dengan judul : Pemberontakan PetaniBanten 1888. Rinciannya (1) objeknya ialah pemberontakan; (2) subjeknyapetani; (3) lokasinya di Jawa khususnya di Banten; dan (4) waktu tahun

B..PRINSIP PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH LISAN
 Penelitian sejarah lisan mambutuhkan suatu metode
pengumpulan data atau bahan penulisan sejarah yang dilakukan oleh peneliti sejarah melalui wawancara secara lisan terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Metode ini sudah dipergunakan sejak masa lalu yang semula dipergunakan di Amerika Serikat.

Langkah yang harus ditempuh bagi penelitian sejarah lisan adalah menemukan sumber pendukung yang berasal dari para pelaku atau saksi-saksi langsung serta tempat terjadinya peristiwa untuk mencari latar belakang dan pemahaman akibat dari peristiwa yang ditimbulkan sehingga akan mendekati kebenaran seperti yang diharapkan.

Oleh karena itu, untuk melakukan penelitian sejarah lisan perlu adanya sumber dari para pelaku maupun para saksi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap pelaku atau saksi peristiwa. Namun, terkadang keterangan para pelaku bersifat subjektif sehingga perlu dilakukan penyeleksian atau analisis secara cermat (misalnya, yang menguntungkan pelaku dikatakan, sedangkan yang dianggap negatif atau merugikan pelaku disembunyikan). Kritik terhadap sumber lisan adalah dengan melakukan cross check atau mengecek dengan sumber lisan lainnya.

Berikut teknik-teknik pengumpulan data sumber lisan.
1. Sumber berita dari pelaku sejarah
Pelaku merupakan unsur utama yang berperan dalam peristiwa sebab para pelaku tahu persis latar belakang peristiwa tersebut, apa yang terjadi, sasaran dan tujuannya, serta mengapa terjadi dan siapa saja pelakunya. Metode wawancara kepada pelaku merupakan metode yang paling tepat untuk mengungkapkan dan memaparkan suatu peristiwa.

Ada beberapa cara dalam pengumpulan informasi lisan melalui teknik wawancara, yaitu adanya seleksi individu untuk diwawancarai guna memperoleh informasi yang akurat (maksudnya kedudukan orang tersebut dalam suatu peristiwa, sebagai pelaku utama, informan, atau saksi), harus ada pendekatan kepada orang yang diwawancarai, mengembangkan suasana lancar dalam wawancara dengan pertanyaan yang jelas, tidak berbelit dan menghindari pertanyaan yang menyinggung perasaan. Persiapkan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dengan sebaik-baiknya agar memperoleh data yang lengkap dan akurat.

Wawancara langsung dapat dilakukan dengan metode-metode berikut.
a. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan acak dan jawaban tidak ditentukan (pertanyaan terbuka).
b. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dengan jawaban yang telah ditentukan (pertanyaan tertutup).
c. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih dahulu baru kemudian responden menjawab satu per satu.
d. Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan suatu pertanyaan, kemudian responden langsung menjawabnya. Setelah selesai, pewawancara mengajukan pertanyaan selanjutnya.
e. Wawancara dilakukan dengan menggunakan tape recorder yang dapat menyimpan kesaksian pelaku atau saksi lisan tersebut.



2. Sumber berita dari saksi sejarah
Orang yang pernah melihat atau menyaksikan suatu peristiwa, tetapi bukan pelaku, disebut saksi. Berita juga sering disampaikan oleh para saksi peristiwa, dapat berupa berita kebenaran, berita sepihak, atau hanya sekadar berita dari suatu peristiwa. Para saksi juga tidak melihat secara utuh dan detail suatu peristiwa sebab ia hanya sekadar mengetahui suatu peristiwa, itu saja tidak seluruhnya. Oleh karena itu, keterangan dari para saksi perlu didukung oleh data lain yang memperkuat bukti peristiwa sejarah.
3. Sumber berita dari tempat kejadian peristiwa sejarah
Masalah tempat sering mempunyai kaitan dalam sebuah peristiwa, misalnya, peristiwa Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan tempat proklamasi. Tempat tersemenjadi saksi sejarah yang mampu menjadi sumber lisan.
C. SUMBER,BUKTI DAN FAKTA SEJARAH
1.Sumber Sejarah
Beberapa pendapat dari ahli
a.R. Moh Ali
Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah Indonesia sejak zaman Purba sampai sekarang.
b.Zidi Gozalba
Sumber sejarah adalah warisan yang berbentuk lisan, tertulis, dan visual.
c.Muh yamin
sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Dapat disimpulkan bahwa sumber sejarah adalah segala warisan kebudayaan yang berbentuk lisan, tertulis, visual serta daapat digunakan untuk  mencari kebenaaran, baik yang terdapat di Indonesia maupun di luar wilayah Indonesia sejak zaman Prasejarah sampai sekarang.
Sumber sejarah terbagi menjadi 3 yaitu:
a.Sumber tertulis
sumber tertulis adalah segala keterangan dalam bentuk laporan tertulis yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. sumber uini dapat ditemukan  pada batu, kayu, kertas, dinding gua.
b.Sumber lisan
sumber lisan adalah segala keterangan yang dituturkan oleh pelaku atau saksi peristiwa yangterjadi di masa lalu. sumber ini merupakan sumber pertama yang digunakan manusia dalam mewariskan suatu peristiwa sejarah namun kadar kebenaran nya  sangat terbatas karena terntung pada kesan, ingatan, dan tafsiran si pencerita.
c.Sumber benda
Sumber benda adalah segala keterangan yang dapat diperoleh dari benda-benda peninggalan budaya atau lazim dinamakan  benda-benda purbakala atau kuno. sumber ini dapat ditemukan pada benda-benda yang terbuat dari batu, logam, kayu, tanah.
Sumber sejarah dapat juga dibedakan menjadi:


a.Sumber Primer
sumber primer adalah kesaksian dari seorang saksi yang melihat peristiwa bersejarah dengan mata kepala sendiri atau saksi denganmenggunakan panca indera lain atau dengan alat mekanis yang hadir pada peristiwa itu (saksi pandangan mata, misalnya kamera, mesin ketik, alat tulis, kertas. sumber primer haruslah sezaman  dengan peristiwa yang dikisahkan.
b.Sumber Sekunder
sumber sekunder adalah kesaksian dari siapa pun yangbukan  merupakan saksi pandangan mata, yaitu seseorang yang tidak hadir  pada peristiwa yang dikisahkan . misalnya hasil liputan  koran dapat menjadi sumber sekunder  karena koran tidak hadir langsung pada suatu peristiwa. peliputnya (wartawan) yang hadir pada peristiwa itu terjadi
2.Bukti Sejarah
Bukti sejarah terbagi menjadi:
a.Bukti tertulis
Bukti tertulis miripp dengan sumber tertulis pada sumber sejarah yang memuat fakta-fakta sejarah secara jelas. bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.
b.Bukti tidak tertulis
Bukti tidak tertulis sudah barang tentu tidak berwujud benda konkret, meskiopun         demikian  mengandung unsur-unsur sejarah. bukti tidak tertulis dapat berupa cerita atau tradisi.
3.Fakta Sejarah
Fakta Sejarah adalah data yang terseleksi yang berasal dari berbagai sumber sejarah. dalam fakta sejarah  terdapat beberapa unsur, yaitu:
a.Fakta Mental
Fakta Mental adalahkondisi yang dapat  menggambarkan kemungkinan suasaana alam, pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari penciptaan suatu benda. misalnya pembuatan pembuatan nekara perunggu.
b.Fakta Sosial
Fakta Sosial adalah kondisi yang dapat  menggambarkan tentang  keadaan sosial di sekitar tokoh pencipta benda, seperti suasana zaman, keadaan lingkungan, dan sistem kemasyarakatannya. berdasarkan hasil penemuan benda-benda sejarah , seorang sejarawan dapat memperkirakan fakta sosialnya.
Bukti dan fakta sejarah merupakan kumpulan peristiwa yang dipilih berdasarkantingkat keerartian dan keterkaitannya dengan proses sejarah tertentu. berbagai macam  fakta yang pada awalnya berdiri sendiri direkonstruksi kembali menjadi satukesatuan yang saling berhubungan  dan bermakna. berbagai peristiwa masa lalu, bahkan ratusan tahun lalu yang dapat direkonstruksi kembali berdasarkan sumber-sumber sejarah..


D.Jenis-Jenis Sejarah
Dalam perkembangan penelitian dan penulisan sejarah terutama sejak bagiankedua abad ke-20 para sejarawan mengenal dan menggunakan konsep-konsepsejarah sendiri maupun konsep-konsep yang diangkat dari ilmu-ilmu sosial.Ketika menganalisis berbagai peristiwa atau fenomena masa lampau, sejarawanmenggunakan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial. Inilah yang  di kenal dengan pendekatan interdisipliner atau multidimensional. Berkaitan dengan itumaka muncullah berbagai ragam historiografi yang di hasilkannya.
 

Selanjutnya ikuti penjelasan jenis-jenis sejarah tersebut di bawah ini.
1.Sejarah Politik
Sejarah politik menurut model sejarah lama yang mengutamakan diplomasidan peran serta tokoh-tokoh besar dan pahlawan sudah tidak lagi memuaskanpara sejarawan. Pemaparan deskriptif-naratif pada sejarah politik gaya lamadigantikan dengan analisis kritis-ilmiah karena sejarah politik model baru telahmenggunakan pendekatan dari berbagai ilmu-ilmu sosial. Cakrawala analisissemakin luas dan mendalam karena yang dibahas seperti masalah strukturkekuasaan, kepemimpinan, para elit, otoritas, budaya politik, proses mobilisasi, jaringan-jaringan politik dalam hubungannya dengan sistem sosial, ekonomidan sebagainya.
2.Sejarah Sosial
Ruang lingkup masyarakat tingkat sejarah sosial cukup luas, yakni lapisanmasyarakat dari tingkat atas sampai lapisan bawah. Sejarah Sosial mengkajimasalah sejarah masyarakat yakni kondisi masyarakat, kegiatan masyarakat,stratifikasi masyarakat dan sebagainya. Di antara bentuk-bentuk sejarah sosialitu, misalnya sejarah agraria yang mempunyai sub-sub cabang seperti sejarahpertanian dan sejarah pedesaan. Di Indonesia Prof. Sartono Kartodirdjo adalahpelopor dari sejarah sosial terkemuka. Jasanya besar dalam memelopori penu-lisan sejarah yang menggunakan pendekatan-pendekatan ilmu sosial. Salah satukaryanya yang berasal dari disertasinya ialah The Peasant's Revolt of Banten in1888 (1996) merupakan terobosan dalam historiografi Indonesia modern.
3. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi adalah cabang sejarah yang paling cocok dengan teknik-teknik kuantitatif sehingga dianggap sebagai sains atau ilmu sosial. Sejarahekonomi membahas masalah perekonomian bangsa-bangsa dari zaman purbahingga sekarang. Substansi sejarah ekonomi : produksi barang dan jasa,pekerjaan, penghasilan, harga dan lain-lain yang dapat diukur (dihitung ), apalagiunit-unit pengukur cukup standar sehingga dapat dibanding menurut ruangdan waktu di mana dan kapan saja.






4.Sejarah Kebudayaan
Ruang lingkup sejarah kebudayaan sangat luas. Semua bentuk manifestasikeberadaan manusia berupa bukti atau saksi seperti
artefact 
(fakta benda),
mentifact 
(fakta mental-kejiwaan), dan
sociofact 
(fakta atau hubungan sosial)termasuk dalam kebudayaan. Semua perwujudan berupa struktur dan proseskegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan. Sejarahkebudayaan adalah sejarah yang membahas hasil-hasil budaya manusia, darimasa lampau sampai sekarang.
5.Sejarah Etnis
Sejarah Etnis (Ethno history )
mulai digunakan secara umum oleh para pakaranthropologi, arkeologi dan sejarawan sendiri sejak tahun 1940-an. Semula jenis sejarah ini mengkaji kelompok-kelompok etnis Indian di Amerika Serikat.

Kemudian berkembang untuk penelitian sejarah penduduk pribumi bukan Eropaseperti di Asia, Afrika dan Australia (Aboriegin). Para sejarawan Etnis mencobamerekonstruksi sejarah dari kelompok-kelompok Etnis sejak sebelum kedatanganbangsa Eropa sampai dengan interaksi mereka dengan orang-orang Eropa.Sumber-sumber yang mereka gunakan selain dari bahan-bahan etnografi yangpernah ditulis tentang kelompok etnis itu, juga dari tradisi-tradisi lisan (oraltraditional) yang masih bertahan di antara kelompok etnis tersebut. Ruanglingkup kajiannya meliputi aspek-aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, keper-cayaan dari masyarakat, intra-aksi dalam lingkungan kelompok, sistem kekera-batan, migrasi, perubahan-perubahan sosial, termasuk dampak interaksi denganorang-orang Eropa.
6.Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual pada hakekatnya menekankan pada alam pikir manusiapada masa lalu. Alam pikiran itu mempunyai struktur dan dianggap lebih dapatbertahan lama daripada struktur sosial-ekonomis. Pengaruh alam pikiran inidianggap lebih langsung terhadap perbuatan manusia daripada struktur sosialekonomis. Contoh konkret misalnya ideologi-ideologi politik seperti liberalisme,kapitalisme, sosialisme, nasionalisme, konservatisme dan sebagainya. Pan-dangan John Locke (1632-1704), Montesquieu (1689-1755), J.J. Rousseau(1712-1778), Hegel (1770-1831) dan lain-lain mengenai bidang teori politik mempunyai bekas yang mendalam dalam sejarah politik dan kelembagaanpemerintah di dunia Barat. Akhirnya segala sesuatu yang berhasil di capai olehakal budi manusia pada masa lampau merupakan objek penelitian sejarahintelektual. Hasil-hasil dari revolusi ilmu pengetahuan pada "zaman akal" (age of reason ) dengan segala macam aspeknya menjadi kajian sejarah intelektual. Begitupula dengan hasil-hasil filsafat, sejarah, sastra, seni lukis, seni patung, arsitekturdan musik. Jadi, sejarah intelektual adalah kajian sejarah yang mempelajari "ide-ide" (
ideas 
) yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
7. Sejarah Pendidikan
Di negara-negara Eropa (dan Amerika) perhatian kepada sejarah pendidikanmulai ada sejak abad ke-19 dan digunakan untuk bermacam-macam tujuan,terutama untuk membangkitkan kesadaran bangsa dan kesatuan kebudayaan,pengembangan profesi guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembaga-lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu.Substansi dan tekanan dalam sejarah pendidikan bermacam-macamtergantung kepada maksud dan kajian, mulai tradisi pemikiran dan para pemikirbesar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistem pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya dengansejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial.Esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (transmisi)kebudayaan (ilmu pengetahuan), teknologi, ide-ide dan nilai-nilai spiritual (sertaestetika) dari generasi tua kepada generasi muda dalam setiap masyarakat atau

bangsa. Oleh sebab itu, sejarah pendidikan mempunyai sejarah yang samatuanya dengan masyarakat pelakunya sendiri, sejak dari pendidikan informaldalam keluarga batih, sampai dengan pendidikan formal dan non formal dalammasyarakat agraris maupun industri.
8.Sejarah Keluarga
Di Indonesia jenis sejarah keluarga atau "trah" ini belum berkembang,meskipun embrionya sudah ada pada masing-masing keluarga tertentu berupasilsilah-silsilah keluarga (
family tree 
). Biasanya yang menyimpan silsilah keluargaini keturunan-keturunan dari para mantan elit penguasa seperti : raja-raja,bangsawan, dan orang-orang kaya. Juga para elit agama, seperti kyai daripesantren-pesantren tertentu.Sejarah keluarga ini tidak hanya terbatas pada keluarga pemegan

1 komentar:

Harap Informasikan jika ada link yang eror.

Trimakasih.